Kamis, 19 September 2013

Subsea Control System

Subsea Control System
Oleh: Robet Fransiska M. A. (13310088)


Sumber minyak yang ada di Indonesia saat ini semakin menipis. Di antara sumur yang sedang berproduksi saat ini, terdapat beberapa sumur yang terletak pada lepas pantai. Untuk menunjang dilakukannya pengambilan minyak di tengah laut maka digunakan Subsea Control System. Subsea Control System adalah teknologi yang digunakan untuk bidang biologi kelautan, geologi bawah laut, perkembangan minyak dan gas lepas pantai, pertambangan bawah laut, dan industri tenaga angin lepas pantai. Subsea well atau sumur lepas pantai memiliki beberapa keuntungan antara lain:
1.      Mampu melakukan produksi dari daerah yang terpencil (tengah laut).
2.      Memperpanjang/menambah masa hidup platform lapangan yang lebih tua.
3.      Waktu Pengembangan yang lebih cepat daripada sumur darat.
4.      Perkembangan yang terukur.
5.      Ekonomis.

Untuk melakukan pengontrolan maka dibutuhkan 2 bagian kontrol yaitu di bagian subsea(laut dalam) dan topside (di atas permukaan laut). Subsea terdiri dari beberapa bagian yaitu:
·         Xmass Tree-Subsea Wellhead ( Tree)
·         Subsea Control Module ( SCM)
·         Electro-Hydraulic Jumper (Electric Flying Lead/ EFL & Hydraulic Flying Lead/HFL)
·         Umbilical Termination Assembly ( UTA) : Subsea Distribution Unit (Electric Distribution Module / EDM, Hydraulic Distribution Module / HDM, Umbilical Termination Head/ UTH)
·         Umbilical Line

Sedangkan bagian topside terdiri dari:
·         Topside Umbilical Termination Unit (TUTU)
·         Hydraulic Power Unit ( HPU)
·         Subsea Power Supply ( SPS)
·         Subsea Control Unit (SCU)


Pada subsea system, jika terjadi kerusakan instrumen jauh di dalam laut, maka digunakan robot sejenis ROV (Remote Operating Vehicle) yang dikendalikan dari kapal. Maintenance Sangat sulit dilakukan terhadap instrumen-instrumen tersebut sehingga perusahaan biasanya selalu menggunakan teknologi termutakhir untuk peralatan subsea.


Saat ini di Selat Makassar (kurang lebih sekitar 60 km dari pesisir pantai dan dengan kedalaman mencapai 1000 m) sedang dilakukan operasi subsea system bawah laut pertama di Indonesia dengan pemilik lapangannya adalah PT. Chevron Indonesia.

*Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas kuliah kapita selekta dengan pembicara Bapak Imam Dermawan, alumni Teknik Fisika angkatan 1997

Tidak ada komentar:

Posting Komentar