SCADA (SUPERVISORY CONTROL AND DATA ACQUISITION) PADA INDUSTRI MINYAK DAN GAS
Robet Fransiska M A (13310088)
A.
Latar Belakang
Energi adalah
salah satu kebutuhan pokok manusia di era modern seperti sekarang ini. Industri
energi terutama energi fosil saat ini menjadi jantung penggerak ekonomi dunia.
Energi yang tidak dapat diperbari tersebut tetap menjadi primadona di tengah
geliat energi terbarukan karena dibanding jenis yang lain, bahan bakar fosil
terutama minyak bumi dan gas tetap lebih unggul di sisi ekonomis dan
kepraktisan. Selain itu industri minyak bumi juga dapat menghasilkan
bahan-bahan yang sangat penting bagi industri-industri lain terutama industri
kimia. Minyak bumi sangat erat kaitannya dengan produk-produk petrokimia. Hal
ini disebabkan dalam minyak bumi terkandung banyak bahan selain karbon, yakni
hidrogen, sulfur, nitrogen, oksigen, dan lainnya. Pada awalnya minyak bunmi
banyak dimanfaatkan sebagai minyak tanah, namun seiring dengan perkembangan
teknologi dan perubahan zaman yang menuntut bertambahnya kebutuhan manusia,
minyak bumi diolah menjadi bahan lain seperti bahan bakar minyak (bensin,
solar, avtur, dll).
Tabel
1. komposisi kimia minyak mentah
Sampai saat ini,
industri minyak bumi juga masih menjadi salah satu penyumbang terbesar
pendapatan negara. Oleh karena perannya yang sangat penting dan banyaknya
perputaran uang yang terlibat di dalamnya maka faktor keamanan, kehandalan,
efisiensi, dan monitoring menjadi isu yang sangat diperhatikan di industri
minyak bumi. Untuk melakukan otomasi industri biasanya digunakan pengontrol
baik PLC maupun DCS. PLC biasanya digunakan untuk mengontrol proses-proses yang
membutuhkan aksi cepat seperti masalah safety.
Sedangkan DCS biasanya digunakan pada proses yang bersifat kontinu dan tidak
membutuhkan aksi yang cepat karena Delay time DCS lebih besar dari PLC. Selain
itu DCS biasanya digunakan untuk mengontrol banyak parameter sekaligus karena
modul I/O (input-output) pada DCS
dapat mencapai ribuan sedangkan PLC lebih terbatas. Pengontrol baik PLC mupun
DCS dikendalikan di control room. Di
dalam control room, terdapat OWS (Operator Work Station) yang merupakan
sarana bagi operator untuk melakukan pengontrolan di industri. OWS terdiri dari
komputer HMI (Human Machine Interface)
yang terhubung ke pengontrol di plant.
Sedangkan untuk merubah konfigurasi maupun modifikasi pengontrol, dapat
dilakukan oleh para engineer di dalam
EWS (Engineering Work Station). Selanjutnya
informasi yang didapat dari masing-masing control
room di setiap plant dikumpulkan dan dihubungkan oleh sebuah jaringan (network) agar dapat dilakukan monitoring
serta pengontrolan lebih lanjut. Monitoring yang dilakukan diperlukan untuk
melakukan pengawasan dan pengambilan informasi secara terpusat. Dengan harapan
informasi dapat diakses oleh semua lini mulai operator, engineering, hingga bisnis.
B.
Permasalahan
Kebanyakan sumber
minyak bumi tidak terletak di tengah kota melainkan di daerah yang jauh dari
pemukiman penduduk. Hal ini menyebabkan sebuah industri oil and gas, biasanya lokasi plant-nya berada di daerah yang terpencil (remote area) atau bahkan lepas pantai (offshore). Sedangkan kantor biasanya
berada jauh dari lokasi plant. Bahkan
dalam sebuah kawasan industri minyak, control
room pun biasanya tidak berada dalam satu tempat dengan process plant. Hal tersebut menyebabkan
dibutuhkannya sebuah jaringan yang dapat menghubungkan antara plant dengan office atau control room.
Jaringan tersebut dibutuhkan agar memungkinkan terjadinya transfer informasi
dari instrumen di pabrik ke controller
di control room dan sebaliknya atau
dari control room ke office dan sebaliknya bahkan dari
instrumen langsung ke office untuk
tujuan real time monitoring and control.
Sumber minyak di
Indonesia pada umumnya tersebar dan sangat jarang terdapat satu sumur raksasa.
Sehingga pada Industri minyak, biasanya terdapat lebih dari satu sumur minyak.
Bahkan ada yang hingga berjumlah ratusan atau ribuan sumur dalam satu blok
operasi. Seperti yang terjadi di blok Rokan provinsi Riau yang dioperasikan
oleh PT Chevron Pacific Indonesia yang memiliki 13344 sumur dengan 8933 sumur
produksi, 4402 sumur non produksi, dan 9 dry
hole. Setiap sumur diperlukan pengawasan dan pengontrolan masing-masing. Sehingga
di setiap wellhead, terdapat
instrumen yang berfungsi untuk merekam data dari masing-masing sumur minyak. Karena
Jumlahnya yang sangat banyak maka tidak memungkinkan bagi engineer untuk melakukan pengontrolan dan pengawasan secara manual
karena akan sangat tidak efektif dan efisien. Sehingga dengan banyaknya jumlah
sumur di sebuah blok, tentu menjadi tantangan tersendiri untuk dapat memonitor dan
bahkan mengontrol keseluruhan sumur minyak secara terpusat, akurat, dan real time dari jarak jauh sekalipun.
Untuk mengatasi hal tersebut dapat digunakan sistem SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition). Penerapan sistem SCADA
memungkinkan industri untuk mendapatkan setiap informasi yang terekam oleh
instrumen yang jumlahnya sangat banyak sehingga pengolahan data dapat dilakukan
secara menyeluruh dan terpusat. Selain itu SCADA memungkinkan diterapkannya
sistem monitoring dan kontrol jarak jauh sehingga meningkatkan kehandalan,
efisiensi dan efektivitas industri.
Gambar 1. Subsea wellhead system
C.
Sistem SCADA (Supervisory
Control and Data Acquisition)
SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition)
merupakan suatu sistem pengolahan data terintegrasi yang berfungsi untuk mensupervisi, mengendalikan
dan mendapatkan data secara real time. SCADA berfungsi mulai dari pengambilan
data pada sensor di lapangan, pengolahan informasi yang diterima, penyimpanan
informasi di database, sampai respon yang ditimbulkan dari pengolahan
informasi. Pada umumnya sistem SCADA berupa banyak RTU (Remote Terminal Unit) yang merekam data lapangan lalu mengirimnya
ke master station melalui jaringan.
SCADA banyak
digunakan di berbagai macam tujuan baik industri maupun non industri seperti
industri manufaktur, proses, dan power
plant, Distribusi air, pipa gas dan minyak, sistem telekomunikasi,
distribusi listrik, dan manajemen energi. Khusus untuk penerapan di Industri
proses seperti industri oil & gas, SCADA memegang peranan yang sangat
penting sebagai sarana monitoring dan kontrol. Secara umum, keunggulan sistem
SCADA adalah komputer dapat merekam dan menyimpan data dengan ukuran yang
sangat besar, Data dapat ditampilkan sesuai kebutuhan user, dan Informasi bisa
ditampilkan dan didapatkan dari jarak jauh.
Pada umumnya, komponen
SCADA yang digunakan di industri terdiri dari:
• Instrumen
Instrumen
di lapangan maupun lapangan berfungsi untuk mendapatkan dan mengumpulkan data
dari parameter-parameter proses yang berlangsung. Instrumen dapat berupa
sensor, aktuator, ataupun yang lainnya.
• Controller
Controller
berfungsi untuk melakukan kontrol dan monitoring terhadap sensor dan aktuator
yang ada di plant ataupun lapangan.
Dalam suatu plant atau objek kontrol, controller yang biasanya dipakai berupa
PLC atau DCS.
• Network
Bagian
terpenting dari sistem SCADA adalah adanya jaringan yang mengintegrasikan
berbagai macam controller di banyak
control room. Di jaringan integrasi ini biasanya protokol komunikasi antar
komponen dikonversi menjadi TCP/IP.
• Database
Database
berperan penting dalam pengoperasian peralatan sistem SCADA, jika database
tidak diperhatikan akibatnya tren dari proses yang berlangsung tidak dapat
diketahui. Database juga diperlukan untuk memonitoring kinerja sistem dan
sebagai record dari segala macam
kejadian pada waktu tertentu.
• Control Room
Control room
berguna bagi para engineer untuk
memonitor controller yang digunakan.
Di dalam control room, engineer dapat
mengatur kerja controller di plant atau site yang berjarak sangat jauh melalui jaringan SCADA.
• Corporate System
Corporate system
berguna untuk menyajikan data-data yang berasal dari site atau plant secara
real time. Informasi yang ditampilkan diolah terlebih dahulu agar lebih simple
dan mudah dipahami oleh pihak management. Dengan adanya sistem ini, orang-orang
di bussiness line dapat secara langsung memantau kinerja industri yang sedang
berjalan.
PLC (Programmable Logic
Controller)
Programmable Logic
Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang memiliki fungsi kontrol untuk
berbagai tipe dan tingkat kesulitan beraneka ragam. Definisi Programmable Logic
Controller menurut Capiel (1982) adalah sistem elektronik yang beroperasi
secara digital dan didesain untuk pemakaian di lingkungan industri, dimana
sistem ini menggunakan memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara
internal instruksi-instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik
seperti logika, urutan, perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk
mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O digital maupun analog. PLC
merupakan salah satu komponen utama dalam sebuah sistem SCADA dan pada industri
minyak dan gas bumi banyak digunakan sebagai pengontrol di unit-unit wellhead.
Gambar 2. PLC
Allen Bradley ControlLogix5000
D.
Penerapan Sistem SCADA untuk monitoring sumur minyak
Untuk mengatasi
permasalahan yang sering terjadi pada industri minyak dan gas bumi terkait
banyaknya sumur yang harus dimonitor, maka sistem SCADA merupakan solusi yang tepat
untuk diterapkan. Berikut ini arsitektur umum sistem SCADA:
Gambar
3. Arsitektur umum sistem SCADA
|
Pada setiap wellhead, dipasang PLC untuk menjalankan
fungsi kontrol pada setiap instrumen yang ada. Karena jarak sumur biasanya
berjauhan maka akan lebih efektif jika PLC dihubungkan ke master station melalui jaringan nirkabel (wireless) dengan IP address yang unik pada masing-masing unit. Data
dari instrumen-instrumen yang terdapat pada wellhead,
dikirim ke master station untuk disimpan di database sistem agar dapat diakses
sewaktu-waktu dan diolah oleh operator.
Pemrograman PLC
Untuk dapat
menjalankan fungsinya sebagai pengontrol, PLC perlu diprogram sesuai dengan
kebutuhan industri. Pemrograman PLC dilakukan oleh engineer di EWS pada master
station. Pemrograman PLC dapat dibangun dengan bahasa Ladder Diagram. Pada dasarnya Logic
ladder diagram merupakan terjemahan dari bahasa pemrograman digital ke
bahasa diagram ladder.
Gambar
4. Contoh diagram ladder
|
Pemrograman PLC
yang dilakukan pada EWS kemudian diterjemahkan ke sebuah interface yang memungkinkan operator untuk membaca data atau
melakukan pengontrolan. Interface
tersebut biasa disebut HMI (Human Machine
Interface). Untuk memudahkan operator menerjemahkan informasi yang didapat
maka HMI harus dibuat dengan konsep user
friendly. HMI dibuat sebisa mungkin mirip dengan proses beserta simulasi
yang mirip dengan keadaan plant agar
memudahkan user memahami informasi
yang terbaca.
Gambar
5. Perbandingan HMI dengan interface untuk pemrograman
|
Master Station
Master station
bertugas merekam dan mengolah segala informasi yang didapatkan dari
masing-masing RTU atau PLC pada setiap unit wellhead
dan melakukan fungsi kontrol jarak jauh. Untuk mendukung kinerja dan
meningkatkan reliabilitas sistem SCADA, maka
dapat dibangun subsistem yaitu submaster
station. Submaster dapat digunakan untuk menangani sumur yang sangat
tersebar pada wilayah yang luas sehingga diperlukan monitoring yang bersifat
terdistribusi untuk meningkatkan kehandalan sistem. Fungsi submaster station
antara lain adalah mendapatkan data dari RTU atau PLC di sekitarnya, melakukan
perekaman dan penampilan data yang didapat dari masing-masing wellhead di area operasinya pada local operation station, meneruskan
informasi ke master station, dan
meneruskan perintah kontrol dari master
station ke RTU atau PLC di daerah operasinya.
Gambar
6. Arsitektur umum sistem SCADA dengan submaster
station
|
E.
Kesimpulan
Sistem SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition)
memiliki keunggulan dalam menangani pengontrolan dan monitoring untuk unit yang
tersebar pada jarak jauh dan berjumlah sangat banyak. Oleh karena itu
permasalahan yang dialami industri oil & gas dalam monitoring dan pengontrolan
sumur-sumur minyak yang berjumlah ratusan bahkan ribuan dan tersebar dalam
wilayah yang luas atau bahkan kadang remote
atau offshore dapat diseleseikan
dengan penerapan sistem SCADA.
F.
Daftar Pustaka
[1] Keith Stouffer, Joe Falco, Karren Kent, Guide to Supervisory Control and Data
Aqcuisition (SCADA) and Industrial Control System Security, National
Institute of Standards and Technology.
[2] David Bailey, Edwin Wright, Practical SCADA for Industry, IDC technology, 2003
[3] Capiel, Hand book Programmable Logic Control, Factory
Automatic Omron Indonesia, Indonesia, 1982.
[4] L.A Bryan, E.A Bryan, Programmable
Controllers: Theory and Implementation 2nd Edition, Industrial Text
Company, 1997
[5] Adnan Salihbegovic, Vlatko Marinković, Zoran Cico,
Elvedin Karavdić, Nina Delic, Web based
multilayered distributed SCADA/HMI system in refinery application, Elsevier
B.V., 2008
[6] Traian Turc, Horatiu Grif, SCADA Architecture for Natural gas plant, University of Targu
mures, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar