Kamis, 28 November 2013

Being The Survivor of Globalization

Being The Survivor of Globalization
13310088 - Robet Fransiska M A


What do companies really look for?
How much do companies value talents?
What’s missing in me?

Tiga pertanyaan di atas adalah bahan diskusi pada kuliah kapita selekta minggu ke 11 tanggal 22 November 2013. Sosok bapak Yos Ginting, director & member of the board PT HM Sampoerna tbk yang menjadi pembicara saat itu seolah menjadi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan pembuka tadi. Pak Yos yang merupakan lulusan PhD. dari Australia dengan bidang Computational Chemistry, Justru pernah menjabat sebagai Direktur Human Resource and Development (HRD) di PT. HM Sampoerna Tbk. suatu bidang yang sangat berbeda dengan latar belakang pendidikannya.

PT Sampoerna Tbk adalah salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Perusahaan yang berkantor pusat di Surabaya ini pada awalnya merupakan perusahaan yang dimiliki keluarga Sampoerna. Akan tetapi sejak bulan Mei 2005 Philip Morris International membeli sebagian besar kepemilikan saham perusahaan tersebut seharga kurang lebih 40 Triliyun rupiah. Perusahaan rokok terbesar di dunia asal Amerika Serikat tersebut mengakhiri tradisi keluarga Sampoerna lebih dari 90 tahun.

Statistik mengatakan jumlah usia kerja Indonesia sekitar 172,86 juta jiwa. Dengan angkatan kerja sekitar 120,4 juta jiwa dan sisanya yang bukan angkatan kerja berkisar 52,45 juta jiwa. Golongan angkatan kerja dibagi dua yaitu pengangguran dan golongan bekerja. Golongan bekerja dibagi menjadi golongan pekerja tetap dan pekerja part-time. Nah, golongan pekerja tetap indonesia saat ini hanya berjumlah sekitar 77,25 juta jiwa.

Di Indonesia saat ini terjadi fenomena yang unik. Banyak angkatan kerja yang kesulitan mencari pekerjaan akan tetapi banyak pula perusahaan yang kesulitan mencari karyawan. Fenomena tersebut menunjukkan ada yang salah dengan kualitas angkatan kerja di negara ini. Menurut Pak Yos, permasalahan yang ada pada SDM Indonesia adalah tentang kapasitas. Ketika seseorang dihadapkan dengan permasalahan dengan kompleksitas jauh di atas kapasitasnya, maka kemungkinan ia akan mengalami kegagalan.


Dalam pengembangan diri, manusia selalu beradaptasi ketika dihadapkan pada masalah. Terdapat dua tipe manusia dihadapkan pada masalah, tipe penghindar peluru (dodge bullets) yakni orang yang menghindari masalah yang mereka hadapi dan tipe manusia bulletproof armor yaitu orang yang diilustrasikan menggunakan Kevlar pada tubuhnya saat masalah menghadang. Manusia tipe kedua mampu terus maju meskipun banyak masalah menghadang. Orang tipe ini umumnya berani, kreatif, dan inovatif. Untuk memiliki keberanian ini dibutuhkan pengalaman dan perbaikan atau penempaan karakter untuk memperkuat kevlar yang melekat pada dirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar