Being The Survivor of Globalization
13310088 - Robet Fransiska M A
What do companies really look
for?
How much do companies value
talents?
What’s missing in me?
Tiga
pertanyaan di atas adalah bahan diskusi pada kuliah kapita selekta minggu ke 11
tanggal 22 November 2013. Sosok bapak Yos Ginting, director & member of the
board PT HM Sampoerna tbk yang menjadi pembicara saat itu seolah menjadi jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan pembuka tadi. Pak Yos yang merupakan lulusan PhD. dari
Australia dengan bidang Computational Chemistry, Justru pernah menjabat sebagai
Direktur Human Resource and Development (HRD) di PT. HM Sampoerna Tbk. suatu
bidang yang sangat berbeda dengan latar belakang pendidikannya.
PT Sampoerna
Tbk adalah salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Perusahaan yang
berkantor pusat di Surabaya ini pada awalnya merupakan perusahaan yang dimiliki
keluarga Sampoerna. Akan tetapi sejak bulan Mei 2005 Philip Morris
International membeli sebagian besar kepemilikan saham perusahaan tersebut
seharga kurang lebih 40 Triliyun rupiah. Perusahaan rokok terbesar di dunia asal
Amerika Serikat tersebut mengakhiri tradisi keluarga Sampoerna lebih dari 90
tahun.
Statistik
mengatakan jumlah usia kerja Indonesia sekitar 172,86 juta jiwa. Dengan angkatan
kerja sekitar 120,4 juta jiwa dan sisanya yang bukan angkatan kerja berkisar
52,45 juta jiwa. Golongan angkatan kerja dibagi dua yaitu pengangguran dan
golongan bekerja. Golongan bekerja dibagi menjadi golongan pekerja tetap dan
pekerja part-time. Nah, golongan pekerja tetap indonesia saat ini hanya berjumlah
sekitar 77,25 juta jiwa.
Di Indonesia
saat ini terjadi fenomena yang unik. Banyak angkatan kerja yang kesulitan mencari
pekerjaan akan tetapi banyak pula perusahaan yang kesulitan mencari karyawan. Fenomena
tersebut menunjukkan ada yang salah dengan kualitas angkatan kerja di negara
ini. Menurut Pak Yos, permasalahan yang ada pada SDM Indonesia adalah tentang
kapasitas. Ketika seseorang dihadapkan dengan permasalahan dengan kompleksitas jauh
di atas kapasitasnya, maka kemungkinan ia akan mengalami kegagalan.
Dalam pengembangan
diri, manusia selalu beradaptasi ketika dihadapkan pada masalah. Terdapat dua
tipe manusia dihadapkan pada masalah, tipe penghindar peluru (dodge bullets)
yakni orang yang menghindari masalah yang mereka hadapi dan tipe manusia bulletproof
armor yaitu orang yang diilustrasikan menggunakan Kevlar pada tubuhnya saat masalah
menghadang. Manusia tipe kedua mampu terus maju meskipun banyak masalah
menghadang. Orang tipe ini umumnya berani, kreatif, dan inovatif. Untuk
memiliki keberanian ini dibutuhkan pengalaman dan perbaikan atau penempaan
karakter untuk memperkuat kevlar yang melekat pada dirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar